Oleh: Nabella Putri Lestari, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Pagi itu, di ruang rapat, saya bertugas mendampingi dan membimbing belasan wajib pajak yang merupakan peserta kelas pajak edukasi Coretax. Sebenarnya, tidak ada yang spesial dari kelas pajak kali ini. Mulai dari pemateri, ruangan, souvenir bahkan snack konsumsi masih sama dengan kelas pajak-kelas pajak sebelumnya. Namun, ada satu hal yang berbeda dan menarik perhatian saya.

Dari sekian banyak wajib pajak yang hadir, ada Pak Andi yang telah lanjut usia dengan rambut peraknya, datang seorang diri berjalan dengan gagahnya sembari membawa laptop di tangan kanannya serta terlihat percaya diri memasuki ruangan dan tanpa ragu mengambil posisi duduk di kursi tengah dekat meja bundar. Di samping kanan dan kirinya adalah para wajib pajak yang masih berumur muda serta paruh baya.

Awalnya saya berpikir bahwa beliau identik dengan umumnya warga senior yang terkadang sudah berkurang kesehatan fisiknya, matanya tidak awas, gagap teknologi, kurang cekatan serta berkurangnya minat dalam belajar apalagi terkait dengan aplikasi-aplikasi.

Oh, mungkin nanti admin atau pengurusnya yang lain akan datang mendampingi,” tutur saya dalam hati.

Sebelum acara dimulai, saya meminta seluruh peserta untuk mengisi daftar hadir. Saya juga berbincang-bincang dengan sejumlah peserta, tidak terkecuali Pak Andi. Ternyata, selain menjabat sebagai komisaris, beliau juga sebagai admin yang mengurus perpajakan perusahaannya selama ini. Perusahaannya sendiri telah terdaftar sejak tahun 2021. Mengetahui fakta ini, saya lumayan terkejut karena sangat jarang dijumpai warga senior yang masih antusias mengoperasikan laptop menjadi admin perusahaan dan bersedia belajar aplikasi perpajakan terbaru, khususnya Sistem Inti Administrasi Perpajakan (SIAP), alias Core Tax Administration System (CTAS) atau lebih dikenal dengan Coretax.

Coretax adalah aplikasi perpajakan yang diluncurkan pada awal tahun 2025. Pada aplikasi ini, seluruh sistem administrasi layanan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang telah ada saat ini diintegrasikan menjadi satu. Pada akhirnya, layanan-layanan yang dulunya tercerai-berai mulai dari layanan DJP Online, e-Nofa, eTax invoice, dan layanan lainnya saat ini disatukan ke dalam menu dan submenu yang ada pada aplikasi Coretax.

Terdapat banyak keunggulan yang bisa dirasakan oleh wajib pajak melalui aplikasi Coretax ini.

Pertama,  Coretax telah mengedepankan keamanan data dan akun wajib pajak. Dalam hal ini, hanya wajib pajak atau pengurus atau yang diberi kuasa yang memiliki hak dan akses untuk setiap akun perusahaan. Kedua, wajib pajak dapat melaksanakan pemenuhan kewajiban perpajakannya mulai dari pendaftaran, pelaporan hingga pembayaran. Ketiga, wajib pajak dapat mengakses aplikasi ini dengan dua pilihan bahasa yaitu Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Melalui kelas pajak ini, penyuluh pajak memberikan bimbingan teknis berupa pengoperasian aplikasi Coretax ke dalam dua sesi. Sesi pertama adalah penjelasan umum mengenai fitur dan menu Coretax  kemudian dilanjutkan dengan login akun, update data, pembuatan faktur pajak baik faktur pajak keluaran masukan serta pelaporan surat pemberitahuan masa pajak pertambahan nilai (SPT Masa PPN). Dalam hal ini, kode billing atas pembayaran pajak akan muncul secara otomatis.

Sesi kedua dilanjutkan dengan pengenalan dan pembuatan deposit pajak, pembuatan bukti potong, pembayaran menggunakan deposit pajak, pelaporan SPT Tahunan Badan dan pembayaran billing pajak. selanjutnya, materi ditutup dengan penjelasan tata cara pembuatan bukti potong A1 dan pelaporan SPT Tahunan Orang Pribadi.

Dengan menu dan fitur baru yang lengkap ini tentu sebagian besar peserta kelas pajak masih awam. Terlebih lagi, jaringan dan sinyal di lokasi kami yang sering padam listrik dan terganggu. Kondisi ini menyebabkan jaringan WiFi mati-hidup dan menjadi kendala sehingga wajib pajak terkadang masih bingung dan panik saat tertinggal dari penjelasan materi. Namun, hal ini tidak menggoyahkan semangat Pak Andi dalam mengoperasikan laptop miliknya.

Dari balik layar laptopnya, matanya terlihat masih awas dan jeli mengikuti setiap langkah step-by-step yang diarahkan oleh pemateri. Jari-jemarinya tanpa ragu menekan tombol-tombol yang ada pada laptopnya. Bahkan, beliau sangat ramah dan supel sehingga tergerak untuk membantu, menjelaskan, dan membimbing peserta lain yang berada di sekitarnya agar tidak tertinggal dengan materi. Semangatnya dalam menimba ilmu dan menebar kebaikan membuat saya berpikir dua kali untuk bermalas-malasan dalam belajar.

Pada sesi akhir kelas pajak, saya penasaran dengan kesan-kesan yang dirasakan oleh Pak Andi tentang aplikasi Coretax. Kemudian, saya  tergerak untuk meminta izinnya dalam peliputan  video atas testimoni tersebut. Beruntungnya, Pak Andi langsung menyambut hangat permintaan ini. Beliau bersedia untuk diliput di hadapan kamera. Beliau tidak membaca teks ataupun merangkai kata demi kata terlebih dahulu.

Tanpa rasa malu ataupun gemetar, dirinya percaya diri dan berani untuk menyampaikan kesannya dalam menggunakan aplikasi ini hanya dalam satu take saja.

“Halo Kawan Pajak. Kami habis mengikuti implementasi Coretax. Kami berterima kasih banyak dengan teman-teman dari kantor pajak yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan tentang Coretax. Coretax dapat kami para pengusaha manfaatkan. Lebih mudah digunakan daripada aplikasi yang dulu. Karena dulu kami buka  banyak aplikasi sehingga kesulitan dalam membuat laporan. Sekarang kami merasa nyaman satu aplikasi semua bisa upload,” tutur Pak Andi.

Dari antusiasme Pak Andi, memang terbukti ya Kawan Pajak, dalam belajar perpajakan kita tidak mengenal batas usia. Kemudian dengan adanya Coretax, semua pemenuhan aspek perpajakan menjadi lebih mudah.

Terima kasih Pak Andi atas kehadiran dan semangatnya!

Semoga antusiasme Pak Andi bisa menular ke kita semua, ya, Kawan Pajak.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.