Oleh: Nuke Listiawati Generasi muda diajak untuk lebih mengenal pajak, tidak sekedar sebagai ilmu pengetahuan yang masuk dalam kurikulum namun sudah seharusnya diajak memikirkan arti penting pajak dalam pembangunan. Dalam APBN 2016 dan 2017 peranan pajak mencapai 70% lebih, namun tidak kepatuhan belum mencapai 72% dari jumlah wajib pajak terdaftar, dimana tax ratio kita baru mencapai 11% dalam artian tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar pajak masih rendah. Kegiatan Tax Goes To Campus (TGTC) sejatinya bertujuan untuk lebih meningkatkan peran mahasiswa dalam memberikan informasi tentang pajak, karena dipundak mahasiswa pembangunan ini akan dilanjutkan. Namun kegiatan yang berlangsung hari dalam hitungan hari 1 atau 2 hari sering terlupakan seiring dengan selesainya kegiatan. Untuk itu perlu terobosan dalam Tax Goes To Campus sehingga mahasiswa sebagai pembayar pajak dan agen informasi dapat lebih berperan. Gerakan yang dimulai dari kalangan akademik diharapkan merubah pola pikir masyarakat dan perubahan paradigma masyarakat akan pajak. Kegiatan Pajak Bertutur dengan tema Sadar Pajak merupakan langkah awal dari DJP dengan memberikan informasi mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Anak-anak di tingkat sekolah dasar, menengah dan atas diberi pemahaman yang mudah akan apa itu pajak, sehingga mereka dapat bercerita ke orang tua akan arti penting pajak. Sedangkan di tingkat perguruan tinggi tidak hanya sekadar ceramah namun melibatan aktif mahasiswa dalam bidang perpajakan dapat dilakukan. Perlu kita didik perwakilan mahasiswa dari beberapa kampus akan arti penting pajak dan pengetahuan tentang pajak, sehingga nantinya mereka dapat memberikan informasi lebih baik di dalam kampus masing-masing. Pelatihan yang tepat juga akan bermanfaat bagi Direktorat Jenderal Pajak apabila nantinya dibutuhkan tenaga lebih untuk pengisian SPT Tahunan. Kegiatan 1 kali dalam setahun namun mempunyai peran yang penting dalam kepatuhan dan penerimaan pajak. Masih terdapatnya masyarakat yang enggan membayar pajak dengan berbagai alasan diharapkan dapat terkikis oleh informasi yang diberikan oleh mahasiswa. Keengganan masyarakat bisa disebabkan karena mereka takut dapat ke kantor pajak atau mereka malas datang ke kantor pajak, disinilah peran mahasiswa dibutuhkan. Mahasiswa diharapkan menjadi jembatan antara Direktorat Jenderal Pajak dengan Masyarakat, sehingga tercapai sinergi untuk mencapai target penerimaan pajak. Kegiatan Relawan pajak dirintis untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan ini ditujukan kepada mahasiswa untuk dididik sehingga dapat memberikan informasi yang tepat berkaitan dengan pajak terutama membantu Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Untuk bisa memberikan informasi yang tepat mahasiswa diberikan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan, serta diberi kesempatan untuk praktik. Hasil pelatihan dan praktik ini diharapkan nantinya dapat sebagai sumber informasi alternatif bagi masyarakat dalam memahami pajak. Dengan demikian masyarakat atau wajib pajak yang enggan datang ke kantor pajak dapat menimba informasi ke mahasiswa tersebut. Kenapa mahasiswa?, mahasiswa sebagai calon penerus bangsa sepatutnya tahu tentang pajak tidak dari berita dari koran maupun media sosial tetapi tahu secara detail bagaimana proses penggalian potensi pajak, bagaimana cara menghitung pajak dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pemilihan mahasiswa juga didasarkan pada pertimbangan yang matang sebagai calon penerus bangsa dan juga sebagai calon wajib pajak, informasi tentang pajak yang tepat akan menumbuhkan kesadaran yang bagus. Gerakan yang dilakukan mahasiswa nantinya diharapkan dapat memperbaiki pola pikir masyarakat tentang apa itu pajak dan kegunaan pajak sehingga kesadaran akan pentingnya pajak bagi kehidupan bernegara dapat tumbuh. Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan merupakan pendapat resmi organisasi tempat penulis bekerja.