Oleh: Robby Maleakhi Tampubolon, pegawai Direktorat Jenderal Pajak

 

Indonesia baru-baru ini berada dalam sorotan setelah tim nasional sepak bola Indonesia U-23 berhasil lolos ke semifinal Piala Asian Football Confederation (AFC) U-23. Keberhasilan ini tidak hanya mengangkat moral dan semangat bangsa, tetapi juga membawa dampak yang lebih luas pada berbagai aspek sosial dan ekonomi, termasuk sistem perpajakan di Indonesia. Salah satu manifestasi paling jelas dari fenomena ini adalah melalui kegiatan nonton bareng (nobar), yang telah menjadi cara populer bagi masyarakat untuk bersama-sama menyaksikan pertandingan, terutama ketika tim nasional berlaga. Kegiatan nobar ini, terutama dalam skala besar yang terjadi ketika Indonesia akan menghadapi Uzbekistan di semifinal, memberikan dampak ekonomi yang signifikan yang juga berimbas pada penerimaan pajak.

Nobar yang diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia, tidak hanya dijadikan sebagai ajang berkumpul dan menonton bersama, tetapi juga telah menjadi peluang bisnis yang menguntungkan bagi banyak pelaku usaha, mulai dari pemilik kafe, restoran, hingga pengelola tempat umum seperti lapangan terbuka atau hall yang besar. Dengan adanya event besar seperti pertandingan semifinal ini, pelaku usaha tersebut mengalami peningkatan jumlah pengunjung, yang secara otomatis meningkatkan penjualan produk atau layanan mereka. Hal ini tentunya berdampak pada volume transaksi yang terjadi dan secara tidak langsung, meningkatkan basis pajak yang dapat ditarik oleh pemerintah.

Dari sisi perpajakan, peningkatan aktivitas ekonomi yang terjadi karena nobar ini sangat signifikan. Restoran dan kafe yang lazimnya menyediakan layanan nobar biasanya akan mengalami peningkatan pesanan makanan dan minuman. Menurut peraturan yang berlaku, penjualan tersebut akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Ini berarti, setiap transaksi yang terjadi di tempat tersebut akan meningkatkan jumlah PPN yang terkumpul. Selain itu, bagi beberapa tempat yang menyediakan tiket masuk atau fasilitas khusus seperti paket nonton yang mencakup makanan dan minuman, pemasukan dari tiket tersebut juga akan dikenakan pajak hiburan yang merupakan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah.

Lebih jauh lagi, euforia yang ditimbulkan dari keberhasilan tim nasional seringkali mendorong konsumsi produk-produk tertentu yang berkaitan dengan sepak bola, seperti jersi, syal, dan merchandise lainnya. Produk-produk ini, yang penjualannya meningkat drastis selama periode pertandingan penting, juga dikenakan pajak penjualan yang menjadi sumber pendapatan pajak lainnya. Meningkatnya permintaan terhadap merchandise resmi tim nasional juga mendorong pertumbuhan industri lokal yang memproduksi barang-barang tersebut, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan penerimaan pajak dari sektor industri.

Tidak hanya itu, nobar juga menghasilkan efek domino terhadap banyak sektor lain. Misalnya, kebutuhan akan keamanan ekstra di lokasi nobar, dekorasi, dan teknologi penyiaran yang memadai, menstimulasi bisnis-bisnis di sektor tersebut. Perusahaan-perusahaan yang menyediakan layanan keamanan, dekorasi event, atau penyewaan peralatan audio visual, akan mendapatkan lebih banyak pelanggan, yang berarti lebih banyak pendapatan dan tentu saja, lebih banyak lagi kewajiban pajak yang harus mereka bayar.

Dalam skala yang lebih luas, fenomena seperti ini memiliki dampak positif terhadap perekonomian secara keseluruhan. Peningkatan aktivitas ekonomi dari berbagai sektor yang terkait langsung dengan penyelenggaraan nobar membantu menggerakkan roda ekonomi. Ketika perekonomian bergerak dinamis, hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan negara melalui sistem perpajakan yang lebih luas. Penerimaan pajak yang meningkat tersebut sangat penting bagi pemerintah untuk membiayai berbagai kebutuhan publik, mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, hingga pembiayaan program-program sosial lainnya.

Pada akhirnya, euforia yang muncul dari keberhasilan tim sepak bola Indonesia di kancah internasional bukan hanya sekedar soal semangat nasionalisme atau kebanggaan semata, tetapi juga berkaitan dengan dampak ekonomi yang dapat dirasakan oleh berbagai lapisan masyarakat. Keberhasilan ini menjadi salah satu contoh bagaimana olahraga, khususnya sepak bola, bisa menjadi alat yang efektif untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan pada gilirannya, meningkatkan kapasitas fiskal negara melalui peningkatan penerimaan pajak. Ini menunjukkan bahwa kegiatan yang melibatkan banyak orang dan menghasilkan kebahagiaan dan kesenangan juga bisa memberikan kontribusi yang besar bagi negara, baik secara langsung maupun tidak langsung.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.