Penulis Naskah: Ahmad Dahlan

Kontributor Foto: Michael Risto Purba

pegawai Direktorat Jenderal Pajak

---

Catatan Redaksi: Pesona Indonesia merupakan rubrik yang mengulas keunikan suatu daerah, baik keelokan alamnya, maupun keistimewaan sosial-budaya warganya, serta bagaimana unit kerja Direktorat Jenderal Pajak yang menaungi wilayah kerja di daerah tersebut memanfaatkan dan mengelola keunikan tersebut, dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Rubrik ini dikemas dengan gaya bahasa bertutur yang ringan dan memikat.

---

"Pekerjaan mengisi kantong Anda, tetapi petualangan mengisi jiwa Anda." - Jaime Lyn

Melakukan pekerjaan adalah sesuatu hal, sedangkan melakukan petualangan merupakan hal lainnya. Namun kita bisa melakukan keduanya sekaligus sebagaimana yang saya lakukan, yakni melakukan perjalanan dinas ke negeri yang jauh. Dengannya, saya bisa mengisi kantong sekaligus mengisi jiwa.  

Bulan lalu, Maret 2024, surat tugas membawa saya bersama dua orang rekan kerja ke wilayah paling ujung dari ibu kota Provinsi Riau. Adalah Tembilahan, ibu kota Kabupaten Indragiri Hilir yang sekaligus menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian. Nama Tembilahan juga merupakan nama sebuah wilayah kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau. 

Perjalanan dimulai dari Pekanbaru dengan menyewa mobil Toyota Innova Zenix. Kami berangkat sekitar pukul 07.00 WIB. Tempat pertama yang kami tuju adalah Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Tembilahan yang berlokasi di Jalan Baharuddin Yusuf Ruko B2, Tembilahan Hilir, Kecamatan Tembilahan.

Kami tiba di kantor yang merupakan perpanjangan tangan dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Rengat itu sekitar pukul 14.00 WIB. Di sana kami berkoordinasi dengan Kepala KP2KP Tembilahan, Gunawan Wibisono, mengenai wajib pajak yang akan kami kunjungi. Darinya, ditambah informasi dari berbagai sumber serta pengalaman selama perjalanan, kami mengumpulkan informasi ihwal wilayah Tembilahan.

Jembatan merupakan sarana vital bagi aktivitas masyarakat Tembilahan

Keterangan foto: Jembatan merupakan sarana vital bagi aktivitas masyarakat Tembilahan

Secara geografis Kabupaten Indragiri Hilir merupakan daerah dataran rendah, yakni daerah endapan sungai, daerah rawa dengan tanah gambut, daerah hutan payau (mangrove). Wilayah ini memiliki  ratusan anak sungai (parit) yang bersumber dari Sungai Indragiri yang panjangnya sekitar 500 km.

Akibat banyaknya anak sungai alias parit, Kota Tembilahan ini terkenal dengan kota yang paling banyak jembatan, bahkan pernah dijuluki “Negeri Seribu Jembatan”. Memang, di wilayah ini ada banyak sekali jembatan, baik yang berukuran besar, sedang, maupun kecil. Bentuk jembatan itu ada yang dari kerangka baja, beton, ataupun material lainnya. Tentu saja kata “seribu” ini tidak menggambarkan angka yang sebenarnya. Ia hanya mewakili sebuah bilangan yang jumlahnya tidak umum pada jenisnya.

Pada perjalanan pulang, dari kota Tembilahan hingga jembatan Indragiri yang berjarak sekitar 40 km dengan waktu tempuh sekitar satu jam, saya mencoba menghitung jembatan yang kami lalui. Tercatat ada 60 jembatan. Itu hanya dalam satu arah jalan, belum ruas jalan lainnya. Hanya dengan jarak 50 meter hingga 100 meter, dipastikan kami melintasi jembatan.

Jembatan terpanjang yang kami lintasi adalah Jembatan Indragiri yang terletak di Jalan Lintas Rengat-Tembilahan. Jembatan yang dikenal dengan nama Jembatan Indragiri Rumbai Jaya ini terbentang di atas Sungai Indragiri yang bisa kita temukan saat perjalanan menuju atau dari Kota Tembilahan-Rengat.

Jembatan dengan mudah kita jumpai

Keterangan foto: Jembatan dengan mudah kita temui di sini

Jembatan Indragiri Tembilahan, merupakan ikon kebanggaan bagi masyarakat Riau, Indonesia. Ia bukan hanya merupakan sebuah struktur fisik yang menghubungkan dua wilayah yang terpisah oleh sungai Indragiri, melainkan juga melambangkan keindahan alam dan kemajuan infrastruktur. Dengan panjang 750 meter dan lebar tujuh meter, jembatan ini menjadi jantung transportasi yang vital bagi kehidupan sehari-hari penduduk setempat.

Melintasi sungai Indragiri –dengan jarak jembatan dari permukaan air sungai setinggi 17 meter-- jembatan ini menawarkan pemandangan alam yang memukau sepanjang perjalanan. Sungai yang luas mengalir tenang di bawahnya, dengan hamparan hutan hijau yang memeluknya di sekitar.

Konstruksi jembatan Indragiri Tembilahan didesain dengan menggunakan teknologi modern yang memastikan kekuatan dan ketahanan strukturnya terhadap beban berat serta cuaca ekstrem. Material berkualitas tinggi digunakan untuk memastikan keamanan pengguna jalan, sementara desainnya juga memperhitungkan aliran sungai di bawahnya.

Jembatan juga menjadi ikon kebanggaan

Keterangan foto: Jembatan juga menjadi ikon kebanggaan

Jembatan ini bukan hanya sekadar struktur fisik, tetapi juga tulang punggung kegiatan ekonomi di wilayah sekitarnya. Dengan mempermudah akses transportasi antarwilayah, jembatan ini membuka pintu bagi pertumbuhan ekonomi dan perdagangan lokal. Penduduk dapat dengan mudah mengakses pasar, sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat penting lainnya yang sebelumnya sulit dijangkau karena sungai yang memisahkan. Sebelum dibangun jembatan ini, transportasi baik masyarakat atau orang di luar kabupaten Indragiri Hilir ketika ingin datang ke Tembilahan harus menggunakan kapal atau perahu penyeberangan.

Jembatan yang diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarno Putri pada 13 Maret 2004, menghabiskan biaya sebesar 87,36 miliar rupiah. Dana itu diambil dari anggaran pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten. Jembatan ini masuk dalam kategori jembatan tipe B.

Jembatan sebagai penghubung denyut kehidupan warga

Keterangan foto: Jembatan sebagai penghubung denyut kehidupan warga

Pajak, sebagai sumber pendanaan utama bagi proyek-proyek infrastruktur besar seperti jembatan Indragiri Tembilahan, memainkan peran penting dalam membangun dan memelihara infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat. Pemerintah menggunakan dana pajak untuk membiayai pembangunan jalan, jembatan, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.

Masyarakat berhak mengetahui bagaimana uang pajak mereka digunakan dan memastikan bahwa penggunaannya efisien dan efektif. Jembatan Indragiri Tembilahan menjadi simbol nyata dari tanggung jawab pemerintah dalam menggunakan dana pajak untuk kepentingan publik yang lebih besar.

 

*) Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan sikap instansi tempat penulis bekerja.

Konten yang terdapat pada halaman ini dapat disalin dan digunakan kembali untuk keperluan nonkomersial. Namun, kami berharap pengguna untuk mencantumkan sumber dari konten yang digunakan dengan cara menautkan kembali ke halaman asli. Semoga membantu.