Jakarta, 28 November 2024 -- Kementerian Keuangan Satu menyampaikan kinerja ekonomi Regional Provinsi DKI Jakarta periode sampai dengan 31 Oktober 2024 pada Forum Assets Liabilities Committee (ALCO) Regional DKI Jakarta yang dilaksanakan secara daring (28/11/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan Kementerian Keuangan di wilayah DKI Jakarta, perwakilan Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta, Forkopimda, Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Otoritas Jasa Keuangan, Akademisi Perguruan Tinggi di lingkungan DKI Jakarta, dan media.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi DKI Jakarta Mei Ling menyampaikan secara umum kondisi ekonomi dan fiskal DKI Jakarta berada dalam kondisi resilien dengan deficit yang masih terkendali disertai dengan belanja yang meningkat dan pendapatan yang membaik.

“Sinergi yang kuat antara APBN dan APBD terus ditingkatkan guna mendukung pembangunan berkelanjutan dan sebagai shock absorder untuk mengoptimalkan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata di seluruh wilayah.”, jelas Mei Ling.

Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jakarta Timur sampai dengan 31 Oktober 2024 mencatatkan kinerja capaian realisasi penerimaan pajak neto sebesar Rp23,78 triliun atau 69,94% dari target penerimaan pajak tahun 2024 sebesar Rp33,95 triliun.

Berdasarkan jenis pajaknya, capaian Kanwil DJP Jakarta Timur terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) sebesar Rp12,06 triliun atau sebesar 65,95% dari target, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPN dan PPnBM) sebesar Rp11,67 triliun atau sebesar 74,69% dari target dan Pajak Lainnya sebesar Rp12,3 miliar atau sebesar % dari target.

Kontribusi penerimaan pajak terbesar Kanwil DJP Jakarta Timur diperoleh dari empat sektor dominan di wilayah Jakarta Timur yaitu sektor Perdagangan sebesar Rp994,68 miliar (34,67%), sektor Industri Pengolahan Rp449,78 miliar (15,68%), sektor Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar Rp359,93 miliar (12,55%), serta sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp229,79 miliar (8,01%).

Secara kesuluruhan perekonomian DKI Jakarta terus tumbuh solid akibat inflasi yang terkendali, kondisi ketenagakerjaan yang membaik, keyakinan konsumen yang masih berada pada zona optimis, serta konsumsi masyarakat yang terjaga.