Semarang, 14 Maret 2025 – Dirjen Pajak, Suryo Utomo berikan Orasi Ilmiah “Pajak: Antara Kebutuhan dan Kepatuhan”  sebagai bagian dari rangkaian Dies Natalis ke-65 FEB UNDIP. Acara ini berlangsung di Hall lantai 4 Gedung Laboratorium Kewirausahaan, FEB UNDIP, Tembalang, Jum’at (14/3). Pada Dies Natalis tahun ini, FEB UNDIP mengusung tema “Strengthening a Noble and Valuable World Class Faculty Through Synergy and Accelerated Growth”, yang mencerminkan komitmen fakultas dalam memperkuat sinergi dan mempercepat pertumbuhan menuju standar internasional.

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Keuangan, Aset, Bisnis, dan Kerumahtanggaan UNDIP Dr. Warsito Kawedar, S.E., M.Si., Akt. menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan orasi ilmiah ini dan ucapan terima kasih atas kesediaan Dirjen Pajak menjadi narasumber orasi ilmiah pada Dies Natalis ke-65 FEB UNDIP Tahun 2025 ini. Dalam sambutannya, Wakil Rektor II menyoroti pentingnya kemandirian pendanaan yang telah dilakukan oleh UNDIP.  “Kami telah mulai menerapkan kemandirian pendanaan bagi universitas, sejalan dengan jargon ‘UNDIP Bermartabat dan Bermanfaat’ yang dicanangkan oleh Rektor UNDIP,” ungkapnya.

Kegiatan Dies Natalis dan Orasi Ilmiah dihadiri kurang lebih 350 orang dari Civitas Akademisi FEB, pihak mitra serta tamu undangan antara lain: Jajaran Rektor, Dekan, Dosen, Senat FEB, Kepala Departemen, Kepala Jurusan, Mahasiswa, Perwakilan Mitra Perbankan, Jajaran BOD Kanwil DJP Jawa Tengah, Kepala KPP di wilayah Semarang serta tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Dekan FEB UNDIP menjelaskan tema yang diusung dalam Dies Natalis ke-65 FEB: “Tema yang diusung tahun ini selaras dengan jargon UNDIP dan mencerminkan komitmen fakultas dalam memperkuat sinergi serta mempercepat pertumbuhan dalam aspek kualitas akademik. Tema ini juga sejalan dengan pencapaian FEB, di mana delapan program studi FEB telah memperoleh akreditasi internasional,” ujarnya.

FEB terus bertekad untuk menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik, bermartabat, serta bermanfaat bagi masyarakat luas. “Dengan adanya sinergi dan percepatan pertumbuhan dalam aspek kualitas akademik, pengembangan karakter, serta kontribusi sosial yang nyata, FEB berharap dapat terus mendorong dosen, tenaga kependidikan, serta menghasilkan lulusan yang unggul secara akademik, bermartabat, dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat. Dengan demikian, FEB UNDIP dapat semakin meningkatkan reputasinya baik di tingkat nasional maupun global,” jelasnya.

Orasi ilmiah ini merupakan salah satu rangkaian acara Dies Natalis yang telah dimulai sejak awal Maret. Perayaan Dies Natalis ke-65 FEB diawali dengan Khotmil Quran, dilanjutkan dengan Lomba Debat Ekonomi dalam Bahasa Inggris, Orasi Ilmiah, dan Jalan Sehat, serta akan ditutup dengan Bakti Sosial pada April mendatang.

Sebagai narasumber Orasi Ilmiah Dies Natalis FEB menghadirkan salah satu alumni FEB, Suryo Utomo, S.E., Ak., S.H., M.B.T., Ph.D., yang saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dalam orasi ilmiahnya, Dirjen Pajak membawakan materi bertajuk “Pajak: Antara Kebutuhan dan Kepatuhan”, yang menyoroti pentingnya pembayaran pajak sebagai tulang punggung penerimaan negara. “Lebih dari  80% penerimaan negara berasal dari perpajakan, sehingga kepatuhan dalam membayar pajak menjadi faktor krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi,” jelasnya.

Di akhir orasi, Dirjen Pajak, Suryo Utomo menyampaikan bahwa pajak adalah tanggung jawab kita bersama, bukan hanya tanggung jawab Direktorat Jenderal Pajak, atau Kementerian Keuangan, atau Pemerintah semata. Kita semua merasakan manfaatnya, tak terkecuali daerah-daerah dari tingkat provinsi sampai tingkat kabupaten/kota. Untuk itu, Suryo Utomo mengajak semua yang hadir di Acara Dies Natalis untuk mendukung Pemerintah dalam menghimpun penerimaan negara. “Saya berharap agar model kepatuhan sukarela dalam menjalankan kewajiban perpajakan menjadi gaya hidup bagi kita semua yang hadir di tempat ini. Kita memerlukan pajak, maka selayaknya kita harus patuh membayar pajak sesuai ketentuan yang berlaku”, ucap Suryo Utomo mengakhiri Orasi Ilmiah “Pajak antara Kebutuhan dan Kepatuhan”.