Devid Marthin bercerita soal Maba kepada semua hadirin Workshop Kontributor Konten Situs dan Media Sosial DJP
Oleh: M Yusuf Adikusuma, Pegawai Direktorat Jenderal Pajak Apakah yang terlintas ketika mendengar kata Maba? Sebagian besar pasti tidak punya petunjuk mengenai apa yang dimaksud dengan empat huruf tersebut. Jika ditanya sebuah wilayah bernama Maba, langsung saja bertanya di bagian mana letaknya di muka bumi? Jemari ini lantas tanpa diperintah langsung mengetik tombol menulis di telepon pintar mencari petunjuk keberadaannya laksana memecahkan sebuah misteri. Beruntung rasanya hidup di zaman teknologi canggih nan praktis ini. Hasil Pencarian “mbah google” menghasilkan bahwa Maba itu merupakan Ibukota Kabupaten Halmahera Timur. Sedikitpun tidak terbersit gambaran lokasinya lantaran tak banyak informasi dari kebanyakan media. Padahal kenyataannya potensi yang dihasilkan dari daerah ini meliputi sektor pertanian, perikanan, dan pertambangan.Sejak 2008 telah berdiri Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP) Maba di bawah naungan KPP Pratama Tobelo. Wilayah kerja unit yang dikomandoi Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara ini mencakup Kabupaten Halmahera Timur dan sekitarnya. Bukan perkara mudah menjangkau tempat tersebut. Moda transportasi udara, laut, dan darat harus dijalani. Otomatis kocek yang dikeluarkan tidak sedikit. Seorang rekan menuturkan bagaimana pegawai di KP2KP Maba bekerja penuh totalitas demi kemajuan pembangunan. Devid Marthin namanya. Pria Flores ini menceritakan pengalamannya di Maba dalam acara “Workshop Kontributor Konten Situs dan Media Sosial DJP” di Hotel The One Legian Bali. Pelatihan yang digagas Direktorat Direktorat Penyuluhan, Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2Humas) ini diadakan pada 11 April hingga 13 April 2017 yang lalu. Seluruh admin media sosial (medsos) dan kontributor dari berbagai daerah setanah air hadir mendengarkan dengan seksama kisah inspiratif dari Devid yang mengisi sesi berbagi cerita di hari pertama kegiatan. Ia bercerita bagaimana susahnya menjangkau lokasi wajib pajak dengan medan yang nyaris mustahil dilalui. Presentasi gambar yang ditunjukkan membuka mata seluruh peserta mengenai medan berat yang harus ditaklukkan Devid dan kawan-kawan. Kendala paling ekstrem adalah ketika harus menempuh perjalanan laut dengan cuaca yang sangat tidak bersahabat di bulan-bulan tertentu yang umumnya antara bulan November sampai Februari. Letak Pulau Halmahera yang berada di antara lautan lepas mengingatkan saya pada Kepulauan Anambas dan Natuna di Kepulauan Riau, Provinsi tempat unit kerja saya berada. Lazimnya memang demikian tatkala angin dari Laut Cina Selatan sedang kencang-kencangnya. Pelayaran yang sedianya menempuh perjalanan 8 hingga 12 jam dari dan menuju kedua wilayah terluar di negeri ini menjadi sangat terganggu. Lebih parahnya lagi rute dari Batam ke Tanjungpinang maupun Singapura biasanya hanya menempuh sekitar 40 hingga 60 menit saja terkadang harus dibatalkan jika cuaca tak mendukung. Devid menegaskan dirinya bersama rekan-rekannya di sana tidak pernah mengeluh dengan keadaan itu. “Kita harus menikmati semua (kendala) itu dengan gembira,” katanya. Memang demikianlah satu-satunya cara yang paling efektif meringankan beban pekerjaan. Kehadiran medsos semakin memudahkan penyebaran informasi setiap kegiatan yang dilakukan satuan kerja yang dipimpin oleh Nur Fahman ini. Tentunya Devid merasa bersyukur mendapati kemudahan dalam menyebarkan informasi. “Medsos adalah cara memperkenalkan diri kepada dunia,” begitu penuturan pria yang senantiasa tampak humoris ini. Ia menjelaskan bagaimana kekuatan medsos mampu menarik perhatian rekan-rekan di Kantor Pusat DJP yang akhirnya mengirimkan tim dari Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat untuk mendokumentasikan kegiatan KP2KP Maba. Tak lupa alamnya yang menjadi wilayah kerja mereka ikut terekam. Keindahan daerah ini ternyata tak kalah dengan yang lain. Salah satu postingan di Facebook yang menarik perhatian adalah video yang menunjukkan bagaimana David dan tim menghadapi situasi terombang-ambing di lautan lepas ketika melakukan perjalanan dinas. Semua dijelaskan Devid dengan penuh detail diselingi guyonan jenaka membuat suasana jauh dari tegang. “Siapa mau penempatan ke sana?” candanya. Suasana sangat cair terlihat dalam workshop yang dibuka oleh Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat Perpajakan Ani Natalia ini. Hampir semua sesi dihiasi tawa. Walaupun demikian keseriusan wajib dinomorsatukan. Peserta diberikan beberapa tugas yang nantinya dinilai oleh masing-masing narasumber berkompeten di bidangnya. Hadiah menarik pun menjadi ganjaran untuk hasil karya yang telah didaulat sebagai yang terbaik. Motivasi inilah yang membuat para peserta semangat berkompetisi mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Semua mengerjakan dengan gembira. Setiap peserta yang diundang memang yang terpilih. Bahkan beberapa karya dari rekan di daerah digunakan oleh Kantor Pusat DJP untuk kepentingan publikasi perpajakan khususnya di ranah medsos. Hasil kreativitas tersebut tak jarang mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari berbagai pihak. Termasuk dari staf kepresidenan seperti yang disampaikan Kak Ani, sapaan akrab Ani Natalia. Medsos tidak bisa lagi dianggap sebagai wadah orang-orang yang dinilai kurang kerjaan. Pengaruhnya kini mampu menciptakan tren, menggiring opini hingga mengubah dunia. Hampir setiap orang memiliki sedikitnya satu akun untuk sekadar berinteraksi dengan orang lain secara daring. Dan yang paling menjadi perhatian saat ini adalah kebanyakan orang mencari informasi pertama sekali lewat dunia maya lantaran kecepatannya. Dari sinilah sebaiknya DJP memanfaatkan peluang untuk menyebarkan informasi perpajakan terutama kepada pembayar pajak pemula sebagai pengguna terbanyak medsos. Alhasil nantinya menjadi sarana edukasi dalam membentuk masyarakat taat pajak di masa yang akan datang. Meskipun demikian haruslah diperhatikan etika-etika dalam menyebarkan sesuatu melalui medsos. Jangan sampai menyinggung satu pihak meskipun tidak bermaksud demikian. Pembicara selalu mengingatkan berhati-hati dalam mengunggah kepada para pemegang akun medsos setiap unit kerja. Lantaran setiap isi dalam medsos dinilai sebagai cerminan dari institusi yang akan terus diperhatikan oleh masyarakat. Beberapa contoh telah dipaparkan di acara ini. Devid menutup penyampaian kisah inspiratifnya dengan pesan yang cukup melekat di benak saya, ”Jangan mengeluh akan ketidakpedulian pihak lain akan kondisi yang kita hadapi, tetapi berbagilah cerita bagaimana kita menghadapi kondisi tersebut dengan optimis.” Karena masih banyak daerah lain selain Maba yang mungkin membuat kita menyadari bahwa Indonesia itu ternyata sangat luas.